![]() |
"Sampai saat ini letusan Gunung Merapi yang cukup dahsyat atau mendekati letusan-letusan dahsyat sebelumnya adalah..."
Gunung Merapi adalah tempat wisata favorit bagi turis dalam negeri maupun mancanegara. Namun tahukah kalian bahwa Gunung Merapi juga menyimpan sejumlah fakta sejarah? Ditambah gunung ini juga memiliki kisah rakyat seperti berbagai gunung yang ada di Indonesia. Seperti apa kelengkapannya? Langsung saja, ini dia pembahasannya...
LOKASI
Gunung Merapi terletak di bagian tengah Pulau Jawa, berdasarkan luasnya gunung ini mencakup beberapa wilayah administratif yang berada disana. Wilayah tersebut masing-masing adalah: Sisi selatan termasuk Kabupaten sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, barat termasuk kedalam Kabupaten Magelang, kemudian sisi timur dan utara yang termasuk Kabupaten Boyolali.
Secara geografis letak Gunung Merapi termasuk dalam rangkaian pegunungan yang mengarah ke selatan diawali Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, kemudian Gunung Merapi. Gunung ini memiliki ketinggian 2.930 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) ketika tahun 2010, namun masih akan terus bertambah atau berkurang mengingat Gunung Merapi masih aktif hingga saat ini. Sementara itu, meskipun Merapi masih sangat aktif, wilayah disekitarnya tetap memiliki jumlah penduduk yang tinggi, ini menjadi kewaspadaan tersendiri bagi pemerintah setempat.
Untuk mencapai puncak Merapi, terdapat beberapa jalur pendakian diantaranya: Jalur Selo (Kabupaten Boyolali), dan jalur Kaliurang (Kabupaten Magelang.)
SEJARAH
Nama Merapi berasal dari kata ‘meru’ dan ‘api’, meru berarti gunung, sedangkan api memiliki makna yang sama dengan kata itu. Sehingga jika digabungkan sebenarnya nama Merapi memiliki arti ‘gunung berapi.’ Asal-usul nama tersebut tentu saja sesuai dengan kondisi Gunung Merapi yang termasuk dalam gunung ‘aktif.’ Tercatat hingga kini, Merapi telah meletus sebanyak 68 kali.
Membahas sejarah Gunung Merapi berarti menilik kembali aktivitas geologi yang sudah berlangsung selama ribuan tahun. Terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai periodisasi terbentuknya Gunung Merapi. Yang pertama menurut Wirakusumah (1989), terbentuknya Merapi dibagi menjadi dua periode yaitu: 1) Merapi Tua; dan 2) Merapi Muda. Sementara, menurut Berthommier (1990), pembentukan Merapi dapat dibagi menjadi lebih detail lagi, yaitu menjadi 4 periode yang masing-masing: 1) Pra-Merapi 2) Merapi Tua 3) Merapi Pertengahan; dan 4) Merapi Muda.
Diantara kedua penilitian tersebut terdapat kesamaan, yaitu diperkirakan Merapi Muda atau Gunung Merapi yang kita kenal sampai hari ini, terbentuk 2000 tahun yang lalu. Awalnya, gunung ini menampakkan diri sebagai kerucut kecil ditengah kawah Pasarbubar. Kerucut tersebut kemudian kian hari, kian membesar hingga tampak seperti Gunung Merapi yang kita kenal sampai hari ini.
Sejarah mencatat bahwa terjadi beberapa kali letusan besar dari Gunung baru ini yang menyebabkan wilayah sekitar Kabupaten Magelang mengalami kerusakan. Letusan tersebut masing-masing terjadi pada tahun 1006 (perkiraan), 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan pada tahun 1006 masih merupakan perkiraan yang berlandaskan pada peristiwa pemindahan pusat Kerajaan Medang ke Jawa Timur.
Dikisahkan bahwa Kerajaan Medang melakukan pemindahan pusat pemerintahan dikarenakan wilayah Jawa Tengah sedang mengalami bencana alam. Berdasarkan data sejarah tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa bencana alam tersebut merupakan letusan Gunung Merapi yang cukup dahsyat hingga menyebabkan wilayah kerajaan tertimbun abu vulkanik.
Sampai saat ini letusan Gunung Merapi yang cukup dahsyat atau mendekati letusan-letusan dahsyat sebelumnya adalah letusan yang terjadi pada tahun 2010. Bahkan, letusan 2010 dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang ‘baru’ bagi aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Letusan yang menelan 43 orang korban meninggal itu bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20–30 kilometer.
LEGENDA
Legenda mengenai Gunung Merapi hamir mirip dengan legenda Gunung Semeru. Konon Gunung Merapi adalah gunung yang berasal dari pulau para dewa (kahyangan) yang dipindahkan ke tengah-tengah Pulau Jawa agar Pulau Jawa seimbang. Pemindahan tersebut dikehendaki oleh batara guru pencipta langit dan bumi serta pemimpin para dewa. Gunung yang dipindahkan dari kahyangan tersebut bernama Jamurdipa.
Alkisah di wilayah tengah Pulau Jawa, terdapat dua empu yang sakti mandraguna sedang menempa senjata. Kedua empu tersebut masing-masing bernama Empu Rama dan Empu Pamadi. Celakanya, kedua empu tersebut ternyata menempati wilayah yang akan digunakan untuk menaruh Gunung Jamurdipa. Mengetahui hal tersebut, Batara Guru akhirnya mengutus Empu Narada dan Dewa Panyarikan untuk mengusir kedua empu tersebut.
Sesampainya disana, utusan Batara Guru terkejut melihat kesaktian kedua empu yang sedang menempa senjata itu. Mereka menempa senjata dengan tangan kosong, bahkan ketika dipukulkan tangannya ke senjata yang ditempa, benturan tangan sang empu mempu menghasilkan suara layaknya palu besi. Empu Narada dan Dewa Panyarikan beserta beberapa pasukan yang diutus Batara Guru akhirnya menyampaikan maksud kedatangan mereka kepada kedua empu yang sibuk mengerjakan senjata tersebut.
Mereka diperingatkan bahwa disekitar wilayah itu akan diletakkan Gunung Jamurdipa sebagai penyeimbang Pulau Jawa yang kondisinya miring. Demi keselamatan kedua empu tersebut, para utusan meminta mereka untuk menyingkir dari sana. Namun, tanpa diduga kedua empu tersebut menolak untuk pergi dari sana. Terjadilah kemudian peperangan antara utusan Batara Guru dengan kedua Empu pembuat senjata.
Empu Narada dan Dewa Panyarikan ternyata tidak mampu untuk mengalahkan kedua empu pembuat senjata tersebut meskipun mereka juga telah dibantu oleh beberapa pasukan. Akhirnya, kedua utusan tersebut kembali ke kahyangan untuk melaporkan kegagalan mereka. Mendengar peristiwa tersebut Batara Guru marah besar.
Akhirnya Batara Guru memerintahkan Dewa Bayu untuk meniup Gunung Jamurdipa agar terlempar ke tengah Pulau Jawa. Benar saja, dengan kesaktiannya, Dewa Bayu mampu memindahkan gunung tersebut hanya dengan tiupan. Gunung yang melayang-layang diangkasa tersebut akhirnya jatuh dan menimpa kedua empu pembuat senjata tadi.
Begitulah Gunung Jamurdipa akhirnya dipindahkan ke Pulau Jawa dan kemudian dikenal sebagai Gunung Merapi. Sementara itu, arwah kedua empu yang tertimpa gunung tersebut dipercaya tetap menghuni wilayahnya sebagai penunggu Gunung Merapi dan perapian tempat pembuatan senjata mereka berubah menjadi kawah-kawah.
Baca Juga : Asal-Usul Gunung Semeru
Nah, itu tadi sedikit informasi mengenai asal-usul Gunung Merapi. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kalian mengenai kekayaan cerita rakyat Indonesia ya...
Salam sejarah! Selamat Membaca....
SUMBER
Share This :
comment 0 Komentar
more_vert