-->
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM101

Asal-Usul Gunung Ciremai

26 Jan 2019
Sejarah, Gunung Ceremai, Asal-Usul, Legenda


"Gunung Ciremai memiliki ketinggian 3.078 meter diatas permukaan laut (MDPL) dan merupakan gunung tertinggi yang ada di Provinsi Jawa Barat..."

Dalam serial sejarah gunung-gunung di Indonesia kali ini kami akan mengulas mengenai Gunung Ciremai.  Seperti biasa, akan ada 3 bab yang kami bahas dalam artikel ini, yang pertama adalah lokasi, yang cukup penting bagi kalian untuk mengetahui tempat yang kami maksud.  Kemudian yang kedua adalah sejarah mengenai Gunung Ciremai, dan yang terakhir adalah cerita rakyat yang menyelimutinya.  Langsung saja simak yang berikut ini yaa...

LOKASI

Gunung Ciremai terletak di Provinsi Jawa Barat, secara administratif gunung ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan.  Gunung ini juga termasuk dalam gunung api aktif tipe A.  Setidaknya, Gunung Ciremai telah aktif sejak tahun 1600 masehi.

Gunung Ciremai memiliki ketinggian 3.078 meter diatas permukaan laut (MDPL) dan merupakan gunung tertinggi yang ada di Provinsi Jawa Barat.  Dipuncaknya terdapat dua kawah yang masing-masing saling berpotongan.  Kawah barat yang lebih besar sedikit terpotong oleh kawah timur yang lebih kecil.  Kemudian jika kita perhatikan, pada ketinggian 2.900 MDPL di lereng bagian selatan, terdapat bekas letusan yang biasa dikenal dengan sebutan Gowa Walet.

Untuk mencapai puncak Gunung Ciremai terdapat beberapa jalur yang dapat kamu gunakan yaitu: jalur Desa Palutungan, jalur Desa Linggarjati, Jalur Desa Apuy, serta yang paling muda adalah jalur Desa Linggasana.

SEJARAH

Nama Gunung Ciremai sebenarnya adalah ‘Ceremai’, namun masyarakat sering salah mengira dan terbiasa menyebut ‘Gunung Ciremai’ hingga saat ini.  Nama gunung ini berasal dari nama tumbuhan sejenis perdu yang bernema ‘Cereme.’  Penamaan tersebut berasal dari pemerintah kolonial saat itu (Belanda) dikarenakan banyaknya tumbuhan cereme yang ada disana.

Gunung Ciremai termasuk dalam generasi ketiga gunung api yang terletak pada zona Bandung.  Menurut Situmorang (1991) gunung ini mulai terbentuk sekitar 7.000 tahun yang lalu.  Letusan Gunung Ciremai tercatat pertama kali pada 3 Februari 1698.  Sementara itu, letusan terakhir kali yang berasal dari gunung ini terjadi 81 tahun yang lalu, atau tepatnya pada tahun 1937.

Ciremai adalah salah satu dari ratusan gunung api yang membentuk cincin api (ring of fire), atau suatu deretan gunung aktif dengan pola melingkar yang mengelilingi Samudra Pasifik.  Namun jika dibandingkan dengan Gunung Merapi, Ciremai termasuk gunung yang dikenal ‘kalem’ dan tidak banyak merugikan masyarakat sekitarnya. 

Bagaimana tidak, dalam kurung waktu 400 tahun terakhir, hanya sebanyak tujuh letusan dilakukan oleh gunung ini tanpa data yang pasti mengenai korban jiwa.  Sementara Gunung Merapi telah memakan ribuan korban jiwa hanya dalam kurung waktu 130 tahun.

CERITA RAKYAT

Menurut legernda yang dipercaya oleh masyarakat sekitar, konon di puncak Gunung Ciremai terdapat sebuah kerajaan dengan ratu penyihir.  Ratu tersebut memiliki ilmu yang sakti mandraguna, sehingga sering membuat masyarakat takut.  Nama ratu tersebut adalah Nini Pelet, seorang penyihir dengan aliran ilmu hitam yang termasyhur di Jawa Barat.

Selain ratu yang termasyhur, di wilayah tersebut juga terdapat seorang petapa sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa.  Kesaktian Ki Buyut Mangun Tapa juga cukup terkenal, namun, tidak seperti Nini Pelet yang beraliran ilmu hitam, ia menggunakan ilmunya untuk kebaikan dan menolong sesama.  Menurut cerita, Ki Buyut Mangun Tapa menulis sebuah kitab yang didalamnya terdapat berbagai mantra sakti.  Kitab tersebut bernama ‘Mantra Asmara.’

Kitab tempat menyimpan sejumlah ilmu yang dimiliki oleh petapa sakti itu banyak diinginkan oleh orang-orang, tak terkecuali Nini Pelet.  Dengan kesaktian ilmu hitam nya, Nini Pelet akhirnya berhasil merebut Kitab Mantra Asmara yang didalamnya terdapat ajian ‘Jaran Goyang.’

Jaran Goyang adalah sebuah mantera yang dikenal ampuh untuk meluluhkan hati lawan jenis.  Dengan mantera tersebut, Nini Pelet bisa saja menggait sekutu untuk melakukan kejahatan.  Ki Buyut Mangun Tapa sendiri menjadi resah akibat direbutnya Kitab Mantra Asmara, ia takut kitab tersebut akan mendatangkan bencana jika dimanfaatkan oleh orang yang salah.

Akhirnya, untuk merebut kembali Kitab Mantra Asmara, Ki Buyut Mangun Tapa mengutus seorang muridnya yang bernama Restu Singgih.  Ia diperintahkan untuk mendatangi Nini Pelet dan merebut kitab sakti mandraguna yang telah hilang dan dibawa oleh penyihir jahat tersbut.  Dimulailah kisah perjalanan Restu Singgih menuju ke puncak Gunung Ciremai.  Kisah antara Nini Pelet dan ajian ‘Jaran Goyang’ ini sempat disiarkan lewat serial sandiwara radio pada tahun 1980-an.


Nah, begitulah kisah-kisah sejarah serta cerita rakyat yang menyelimuti Gunung Ciremai.  Semoga artikel yang cukup singkat ini dapat menambah pengetahuan kalian yaa..

Selamat membaca! Salam Sejarah!

Share This :